Senin, 06 Februari 2012

Setelah Probolinggo, Wabah Ulat Bulu Kini Serang Bekasi

Setelah Probolinggo, Jawa Timur, diserang migrasi wabah ulat bulu, kini giliran Bekasi mengalaminya. Sebuah sekolah taman bermain di Jatiasih, Bekasi, terpaksa diliburkan gara-gara serangan ratusan ulat bulu. "Ngeri. Takut anak-anak kena gatal. Jadi diliburkan saja," kata Ny Anis Diah, Guru Taman Bermain (TB) Quantum Kids, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Disebutkan, ulat bulu yang berwarna kuning bergaris itu mendadak banyak menempel di dinding-dinding sekolah, bangku belajar dan juga jendela. Bentuknya ulat bulu di Bekasi ini kecil dan bisa membuat gatal. Karena banyaknya ulat ini, akhirnya Kepala Sekolah, Marjanita terpaksa meliburkan sekolah agar bisa dilakukan penyemprotan.
Namun uniknya, anak-anak yang bermain di areal halaman samping sekolah Quantum Kids ini bukannya takut dengan kedatangan ratusan ulat bulu ini, mereka bahkan membuatnya jadi mainan. Mengenai sumber kedatangan ulat bulu ini, Ibu Anis menyebutkan gerombolan ulat berbulu itu berasal dari kebun yang terletak di sebelah sekolah. Dia mengaku sudah melaporkan ke pengurus RT 05 RW 09 Jatirasa karena lahan itu tidak diketahui pemiliknya. "Belum ketahuan masuk (sekolahnya). Semoga bisa cepet teratasi," katanya.
Ratusan ulat bulu ini memang tampak sangat banyak di kebun kosong di sisi sekolah Quantum Kids. Sementara, pada pepohonan lain di wilayah tersebut tidak terdapat ulat yang dimaksudkan. Pihak sekolah dan warga akhirnya menyemprot serta membabat semak belukar di kebon kosong itu lalu membakarnya. "Kalau kelamaan dibiarkan, kami khawatir merambah ke rumah-rumah sekitarnya. Ini kan malah makin parah," kata Guna, warga.
Untuk meneliti kasus kedatangan ratusan ulat bulu di Bekasi ini, pihak kecamatan langsung mengambil sample ulat untuk diteliti. Sekolah Taman Bermain (TB) Quantum Kids juga masih diliburkan. "Kami mengajak UPTD Dinas Pertanian untuk meneliti jenis ulat dan langkah penanganannya," kata Nurtani, Camat Jatiasih, Bekasi.
Pihaknya akan meminta laporan secara teknis lebih dulu kemudian baru membuat laporan ke pimpinan terkait kejadian di wilayahnya tersebut. "Penanganan lebih lanjut juga menjadi perhatian, sehingga nanti tidak menyebar lebih parah," katanya.
(Digosip.blogspot.com);sumber:poskota;foto:ilustrasi


www.digosip.blogspot.com