Minggu, 05 Februari 2012

Tips Memperindah Bentuk Payudara Dengan Silikon

Wanita mana yang tak ingin memiliki bentuk payudara yang indah. Payudara memang menjadi simbol kewanitaan yang sangat berharga dan menunjang penampilan agar terlihat seksi. Namun bentuk payudara yang tidak simetris atau terlalu kecil sering menimbulkan rasa rendah diri pemiliknya. Bagi yang tidak nyaman dan kurang puas dengan bentuk payudaranya, mereka bisa memperbaikinya dengan menggunakan implan.
Breast augmentation menjadi salah satu cara untuk memperbesar payudara dengan menggunakan implan payudara. Selain untuk wanita berpayudara kecil, prosedur ini juga bisa untuk memperbaiki payudara setelah menyusui atau wanita yang mengalami penurunan berat badan banyak.
Implan yang dipakai dokter biasanya berbahan silikon dalam bentuk gel. Menurut dr Laurentius Ariawan, Sp BP, dari Clinique Suisse Jakarta, silikon gel memiliki banyak keunggulan. "Bentuknya yang padat, tapi lunak, akan terasa seperti payudara asli. Selain itu daya tahannya cukup lama, bisa sampai 20 tahun," katanya.
Saat ini ada tiga prosedur pemasangan implan, yakni cara pertama dimasukkan melalui aerola. Teknik ini hanya bisa dilakukan untuk pemasangan implan berukuran kecil, 150-200 cc. "Implannya digulung lalu dikembangkan di dalam," katanya.
Cara kedua adalah melalui ketiak. Dokter akan membuat irisan kecil di sekitar ketiak berukuran 4-5 cm. Namun, cara ini tergolong sulit karena di kelenjar ketiak biasanya lebih mudah terjadi infeksi.
Cara ketiga adalah memasukkan implan lewat bagian bawah payudara melalui bagian bawah kelenjar. Menurut dr Ariawan, dokter akan memasukkan implan menjauhi kelenjar agar hasilnya lebih natural.
Prosedur pemasangan implan ini memerlukan bius total. Akan tetapi, dalam waktu sehari biasanya pasien sudah boleh pulang dan bisa langsung beraktivitas. "Selama beberapa hari, pasien sebaiknya jangan mengangkat tangan terlalu tinggi dulu," paparnya.
Tapi jangan lupa, seringan apa pun operasinya, tentu ada risiko yang mengintai. Karena itu, pasien yang akan melakukan prosedur ini diwajibkan melakukan pemeriksaan laboratorium dan screening penyakit. Setiap tindakan pembesaran payudara yang dilakukan juga hendaknya atas kemauan sendiri, bukan paksaan.
Untuk mendapatkan hasil terbaik, sebaiknya pasien juga berhati-hati memilih klinik dan dokter. Pilihlah dokter yang memang memiliki kompetensi dalam bidang bedah plastik, bukan sembarang dokter, apalagi di salon-salon pinggir jalan yang tak bertanggung jawab jika pasien mengalami efek samping yang berat.
Masyarakat harus lebih berhati-hati dalam melakukan pemasangan implan ini. Walaupun dokter bedah plastik menggunakan implan gel berbahan silikon, silikon cair sangat berbahaya jika dipakai. Penyuntikan silikon cair dan kolagen ke bagian mana pun dari tubuh akan membuat cairan itu menyatu dengan jaringan tubuh sehingga bila terjadi kelainan akan sulit diangkat, kecuali dengan mengangkat seluruh jaringan tubuh yang rusak itu.
"Satu atau dua tahun pertama biasanya bentuknya masih bagus, tapi setelah itu silikonnya akan melebar dan bagian tubuh yang disuntikkan itu terlihat menggelambir atau menggantung. Tampak tidak wajar," kata dr Laurentius.
Silikon cair yang sering dipakai sebenarnya adalah pelumas mesin. Saat ini silikon cair dan kolagen juga mudah didapat secara bebas, begitu juga alat suntiknya. Padahal, penggunaannya sangat membahayakan kesehatan.
Untuk pembesaran payudara, menurut dr Laurentius, yang aman adalah lewat prosedur bedah plastik dengan memasukkan bahan yang aman, tidak mudah pecah, dan tidak mengubah reaksi jaringan di sekitar dada. "Implan yang bagus adalah yang dasarnya padat. Biasanya juga gelnya dimasukkan ke dalam kantong sehingga jika sampai pecah, maka gel tidak akan masuk ke jaringan," katanya.
Saat ini di pasaran terdapat berbagai variasi implan payudara, dari yang berharga murah, sampai yang berkualitas tinggi. "Ibarat tas, ada yang mereknya asli, ada juga yang aspal atau istilahnya KW. Biasanya yang harganya murah itu berbahan cair, tetapi dikasih pengental. Ini bisa menimbulkan reaksi alergi," katanya.
Implan yang berkualitas rendah juga tidak bisa dipakai terlalu lama. Pada umumnya setelah 3 tahun, implan harus dilepas dan diganti. "Materialnya memang tidak didesain untuk bertahan lama. Jika tidak diganti, sangat rawan pecah," jelas dr Laurentius. Jadi, Anda pilih yang mana?
(Digosip.blogspot.com)


www.digosip.blogspot.com