Minggu, 26 Februari 2012

'The Way Back': Perjalanan Panjang Menuju Kebebasan

Sutradara Australia yang sering mengarahkan film-film Hollywood kembali dengan film tentang gulag Siberia. Peter Weir bukanlah nama baru dalam bisnis film Hollywood. Terkenal berkat film-filmnya yang begitu khas macam 'Dead Poets Society' (1989), 'The Truman Show' (1998) dan 'Master and Commander:The Far Side of the World', Peter Weir bisa jadi merupakan sutradara yang paling tepat untuk skenario 'The Way Back' yang berasal dari memoir Slavomir Rawicz berjudul 'The Long Walk: The True Story of a Trek to Freedom' yang sangat populer di Eropa ketika diterbitkan pada 1956.

Meski cerita aslinya berdasar kisah seorang Polandia, Peter Weir menggunakan aktor-aktor Hollywood, seperti Jim Sturgess, Colin Farrell, Ed Harris dan Saoirse Ronan. Untungnya, Weir tidak berusaha membuat ceritanya menjadi Hollywood. Hasilnya, film ini mampu menggambarkan kekejian rezim Komunis Rusia (Stalin) dan musim dingin gulag Siberia, serta perjuangan seorang manusia untuk mendapatkan kebebasannya.

Kisah film ini sendiri mengingatkan kita pada novel Aleksandr Solzhenitsyn, 'The Gulag Archipelago' dan 'One Day of the Life of Ivan Denisovich'. Enam orang plus satu perempuan tawanan rezim Komunis Rusia berjalan kaki sepanjang 4000 mil dari Siberia yang ganas, melewati Mongolia, Tibet, Gurun Gobi, China hingga ke India untuk lari dari kerja paksa dan pemenjaraan rezim Stalin.

Pelarian yang cukup heroik itu dipimpin oleh Janusz, seorang tawanan yang masuk kamp Siberia karena pengkhianatan istrinya. Melihat situasi penjara Siberia yang kekejamannya sulit digambarkan dengan kata-kata, ia memimpin pelarian bersama Mr. Smith (seorang insinyur Amerika), Valka (dimainkan dengan mengesankan oleh Colin Farrell), penjahat kelas teri yang sangat temperamental dan empat orang lainnya dengan berbagai karakter (artis, tukang masak, si rabun yang meninggal di awal perjalanan, dan seorang pendeta).

Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seorang gadis Polandia, Irena (diperankan oleh si cantik Saoirse Ronan) yang pada mulanya tidak diinginkan, namun akhirnya menjadi perekat di antara kelima orang laki-laki yang bertahan dan sampai ke India. Dalam perjalanan ini, alam yang tanpa ampun adalah musuh sekaligus teman keenam mantan tawanan itu: kelaparan,dingin, panas, penyakit, serigala, dan keputusasaan menyatu seolah hendak meruntuhkan semangat orang-orang yang tertindas, pertama-tama oleh kekuatan politik, dan kedua oleh alam yang ganas.

Para pejalan ini bertahan dengan memakan ikan, anjing, lumut, ular, dan berbagai hal yang bisa mereka temukan di jalan. Mereka terkena badai salju, badai pasir hingga terancam dibunuh oleh penduduk lokal. Segala rintangan ini mengantarkan mereka pada satu kesadaran bahwa kebebasan tidaklah berharga murah.

Dengan materi cerita seperti itu, Peter Weir mampu menampilkan perjuangan dan kemenangan semangat seorang manusia. Dipenuhi dengan gambar-gambar yang sangat luar biasa hasil karya sinematografer Russell Boyd, 'The Way Back' adalah sebuah kisah perjalanan yang menguji kekuatan manusia dalam mempertahankan hidupnya. Meski tidak sesensasional dan sedramatis film-film Hollywood, film ini mampu memberikan gambaran tiap karakter dengan jarak yang cukup sehingga kita bisa mengambil pelajaran darinya.

Mengambil gambar di lokasi sesungguhnya (bukan studio) di Bulgaria, Maroko dan India, Peter Weir cukup berhati-hati dalam menggambarkan berbagai konflik yang terjadi, sehingga karakter Irena sebagai satu-satunya perempuan dihindarkan dari 'drama' khas Hollywood, yakni perempuan sebagai objek rebutan para laki-laki. Mungkin di sinilah, kekuatan sekaligus kelemahan film ini. Kurangnya sisi drama dan detail emosi bisa jadi mengecewakan penonton, namun di sisi lain, bisa jadi bukti kepiwaian Weir untuk tidak menjadikan film ini sebagai klise.

Persoalan lain mungkin menyangkut penghadiran footage dokumenter dari sejarah Komunisme di Eropa dan teks yang menyatakan bahwa 'The Way Back' berdasar kisah nyata. Sekarang ini, beberapa pihak mempersoalkan kebenaran memoir Slavomir Rawicz karena berdasarkan dokumen Russia, ia telah dibebaskan dari Siberia pada 1940 dan tidak pernah melakukan perjalanan hingga ke India. Namun, apapun fakta sejarahnya, 'The Way Back' adalah film fiksi yang akan membuat Peter Weir tetap dihormati sebagai seorang master yang menghasilkan film-film bermutu.


www.digosip.blogspot.com