Ahmad Dhani memberikan pembelaan setelah merasa dituduh sebagai kaum Yahudi dalam buku 'Fakta dan Data Yahudi di Indonesia' karangan Ridwan Saidi. Menurutnya apa yang ditulis oleh Ridwan dalam bukunya sangat tidak berdasar.
Bukti yang menyatakan kalau Dhani adalah penganut Yahudi banyaknya lambang-lambang Yahudi dalam album Ahmad Dhani dan Dewa 19. Namun ditemui saat melaporkan Ridwan di Polda Metro Jaya, Jumat (18/3/2011), Dhani mengatakan itu hal yang biasa. Lagi pula ia menganggap semua gambar itu adalah karya seni.
Berikut kutipan wawancara lengkap dengan Dhani :
Tadi apa yang dilakukan di dalam SPK Polda?
Ya saya melaporkan apa yang saya tadi bilang. Ya sudah itu aja, karena arahan dari Bommer inikan alasannya karena buku itu. Karena beberapa video di Youtube yang juga menampilkan provokasi tentang bahwa saya agen Yahudi, agen Zionis dan agen Israel, itu yang menjadi concern kita ya itu. Karena sehingga bisa memprovokasi teroris untuk membom saya. Masalah itu perlu saya dilaporkan, jadi yang membuat video dan menulis buku perlu dipanggil untuk dimintai keterangan.
Apakah Dhani pernah diwawancara Ridwan saat proses pembuatan buku tersebut?
Nggak pernah, saya di buku itu nggak pernah diwawancarakan. Sebenarnya dulu keluarga mama saya, om saya pernah mau melaporkan karena berita fitnah keberadaan kakek saya yang dikarang-karang. Tentunya yang membuat kami menjadi resah, di situ disebutkan ibu saya, menikahi ayah saya karena butuh perlindungan. Karena ibu saya Yahudi dan lain-lain. Kalau itu fitnah bisa kenakan pasal 310 dan pasal 311.
Lalu bagaimana dengan logo-logo di album Dhani dan Dewa 19 yang disebut Ridwan sebagai lambang Yahudi?
Jadi gini, sebenarnya gini saya itu seniman, apa sih yang dihasilkan musisi? Yang dihasilkan adalah musik dan lirik. Yang membuat lambang-lambang itukan ada beberapa seperti album yang ketiga Dimas Djayadiningrat yang ada Dewa Hourus. Itu di cover kaset itu juga tertulis dan di album 'Bintang Lima' itu tertulis Tepan Cobain. Jadi yang membuat itu bukan saya. Tapi karena saya musisi bukan menghasilkan lambang, yang buat video klip juga saya. Dan saya musisi yang saya buat adalah lirik, dan lirik saya juga banyak berisi ketuhanan. Jadi mau menilai saya itu dari lirik saya. Jadi memang ada tujuan lain yang membuat video di Youtube yang menghubung-hubungkan saya dengan Yahudi itu salah alamat. Karena yang jelas-jalas yang membuat cover bukan saya
Dan lirik-lirik saya itu banyak yang Islami tapi berusaha dinafikan. Lirik lagu 'Cinta-cinta Allah' terus lagu 'Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada', 'Kuldesak' liriknya sangat alfatkah. Jadi dinafikan sekali, ya makanya dibuat video di Youtube. Buku ini juga sangat membunuh karakter, yang akhirnya bisa membunuh saya juga. Makanya pada mau pembunuhan karkater saya tidak terlalu gentar, tapi saat pembunuhan sesungguhnya harus saya laporkan.
Dan misalnya saya dianggap aliran sesat atau saya dianggap aliran Yahudi. Maka saya telah gagal, karena tidak satu pun penggemar Dewa menjadi Yahudi. Dan tidak satu pun penggemar Dewa 19 penyembah Setan dan sesat. Jadi memang tuduhan yang mengada-ngada.
Jadi agak gusar?
Ya saya serahkan ke Allah ajalah
Dulu saat buku itu keluar, mengapa nggak protes?
Iya memang itu pembunuhan karakter dan tidak terlalu menanggapi. Tapi pada saat percobaan pembunuhan sesungguhnya, saya tidak bisa tinggal diam. Apalagi dibunuh dengan alasan yang ngawur, kecuali saya penyebar aliran sesat, ya nggak masalah.
Saya nggak terlalu pikirkan simbol-simbol. Kalau yang buat simbol-simbol itu yang membuat video dan buat cover, saya nggak tidak terlalu mempermasalahkannya. Mau pakai simbol apa aja nggak maasalah.
Ingin bertemu penulisnya?
Nggak perlu, yang pasti penulisnya hampir membuat saya terbunuh.
Apa langkah selanjutnya?
Ya saya nggak tahu ya, karena ini kasus nasional. Ya ini pasti banyak ya.
www.digosip.blogspot.com