Jakarta (Greeners) – Lima ikon kota Jakarta bakal dimatikan lampu penerangannya selama satu jam sebagai bagian dari kampanye gerakan hemat energi Earth Hour yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 31 Maret 2012.
Hal itu ditegaskan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dalam jumpa pers, Minggu (25/3).
"Saya bangga Jakarta jadi pionir buat kampanye Earth Hour Indonesia. Kita ikut kampanye ini karena kita cinta lingkungan ingin lebih asri dan lebih baik," ujar pria yang akrab dengan sapaan Foke itu. Foke mengatakan telah menginstruksikan pemadaman lampu di lima ikon Jakarta serta seluruh kantor pemerintahan saat peringatan Earth Hour itu.
Lima ikon Jakarta itu yakni gedung balaikota Provinsi DKI Jakarta, Monas dan air mancurnya, air mancur patung Arjuna Wijaya di depan Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif, air mancur Bundaran Hotel Indonesia, dan Patung Pemuda di kawasan Senayan.
Selain itu, lampu jalan sepanjang Jalan Sudirman- Jalan MH. Thamrin, lampu jalan sepanjang Jalan Gatot Subroto-HR. Rasuna Said dan lampu billboard milik Pemda DKI juga akan turut dimatikan.
Foke menyatakan kampanye Earth Hour merupakan upaya untuk mengubah perilaku masyarakat lebih menghemat energi. Wujud nyatanya, katanya, terlihat dari energi yang berhasil dihemat pada pelaksanaan Earth Hour di Indonesia pada tahun lalu, yakni sebesar 170 megawatt atau setara dengan 151 ton gas rumah kaca.Foke pun berharap penghematan listrik dalam pelaksanaan Earth Hour tahun ini bisa lebih tinggi.
Apalagi, lanjutnya, jumlah kota yang berpartisipasi kian bertambah, "Tadinya tujuh kota yang ikut berpartisipasi di tahun lalu, sekarang bertambah menjadi 26 kota di seluruh Indonesia yang mendukung Earth Hour. Total yang akan ikut berjumlah lebih dari 5000 kota di 135 negara dunia ikut menyemarakkan Earth Hour," ungkap Direktur WWF Indonesia Efransjah.
Efransjah menerangkan makna yang ingin dikejar dari kampanye Earth Hour bukanlah sekedar mematikan lampu selama sejam saja. Kampanye yang digelar pertama kali pada tahun 2007 itu bertujuan untuk mengingatkan bahaya emisi karbondioksida yang tidak terkontrol. Emisi karbon tersebut salah satunya dihasilkan melalui konsumsi listrik. Pulau Jawa menjadi konsumen listrik terbesar di Indonesia. Maka itu, program penghematan listrik ini tak hanya menggandeng pemerintah sebagai pembuat kebijakan, tetapi juga kalangan masyarakat.
Earth Hour dimulai atas gagasan Leo Burnett yang kemudian berkolaborasi dengan WWF-Australia dan Fairfax Media di kota Sidney pada 2007. Saat itu 2,2 juta penduduk Sydney turut berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak perlu. Kegiatan ini kemudian mendunia dan dilaksanakan mulai pukul 20.30 setiap hari Sabtu di akhir bulan Maret. Sejak dimulai pertama kali di Sidney, gerakan kampanye Earth Hour kini sudah meluas hingga 5 ribu kota di 135 negara. Tahun lalu, berdasarkan data WWF, gerakan Earth Hour diikuti seluruh elemen masyarakat dari mulai rakyat, pemerintah, hingga sektor bisnis. WWF mencatat tahun lalu ada 116 sektor bisnis multinasional yang turut dalam Earth Hour (G11)
sumber : http://earthhour.wwf.or.id/news_detail.php?id=460
felsanto 31 Mar, 2012
www.digosip.blogspot.com